![]() |
Toko pakaian bekas di Manado masih diminati pelanggan.(foto: solopos) |
MANADO - Larangan penjualan baju bekas
rupanya tak berpengaruh di Manado, Sulawesi Utara. Buktinya, sejumlah toko-toko
yang menjual baju bekas impor tersebut hingga Senin, (9/2/2015). Dan cukup banyak pelanggan yang menyerbu toko-toko tersebut.
"Kami langganan di toko ini. Jujur saja
kami tidak berpengaruh dengan bakteri jika memakai pakaian bekas. Kami sudah 5
tahun pelanggan baju-baju bekas. Selain toko ini, ada juga toko lain yang
sering kami belanja. Ya, karena harganya murah. Bayangkan 3 potong baju tidak
sampai Rp 100 ribu," ujar Hilda Sasia, warga Singkil saat ditemui di Toko
Istana Cabo, pagi tadi.
Salah satu penjaga di Toko Istana Cabo yang
beralamat di Jalan Walanda Maramis, mengatakan sejak ada pelarangan oleh
Kementerian Perdagangan, omzet penjualan baju bekas tidak pernah turun.
"Stabil saja penjualan. Sekarang malah banyak pembeli menjelang Imlek.
Karena banyak baju-baju imlek juga dijual di sini," katanya.
Ia menambahkan dalam sebulan omzet yang
diraih bisa sampai Rp 30-35 juta. "Itu kalau bagus-bagusnya atau banyak
pembeli. Kalau sepi ya, bisa untung Rp 20 juta sebulan," ujarnya sembari
menambahkan baju bekas diperoleh langsung dari Jakarta dan Surabaya.
Kadis Perindustrian dan Perdagangan Manado,
Dante Tombeg menjelaskan sampai saat ini aturan pelarangan baju bekas belum ada
surat resmi dari kementerian. "Makanya, kami belum ada langkah kongkrit
untuk menertibkan penjual pakaian bekas. Intinya, kami menunggu dari
kementerian," kata mantan Kadis Pendidikan Manado ini.
Penjualan baju bekas di Manado termasuk
cukup ramai. Lokasi-lokasi yang paling banyak dikunjungi warga ada di Pasar
Bersehati Manado, Kompleks Pasar Karombasan dan Jalan Walanda Maramis.(agust
hari)