Gunung Soputan mengeluarkan lava pijar.(foto: fiqman sunandar/antara) |
RATAHAN - Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, meminta warga yang
tinggal di lereng Gunung Soputan waspada. Peringatan ini menyusul meletusnya
gunung tersebut.
Kepala BPBD Minahasa Utara, Yopi Mokodaser
mengatakan, tinggi letusan pagi tadi mencapai 3.500 meter. “Warna asap putih
kelabu tebal membumbung ke udara mengarah ke bagian tenggara dari kawah
Soputan," katanya, Rabu (11/2/2015).
BPBD menghimbau, warga yang berada dalam
zona terdampak letusan untuk meningkatkan kewaspadaan dan membatasi aktivitas
dalam radius 6,5 kilometer. “Belum ada laporan mengenai korban akibat letusan
Soputan," ujar Mokodaser menambahkan.
Namun, warga di lereng gunung menganggap
aktifitas Soputan sebagai sesuatu yang lumrah. Ruland Sandag misalnya. Warga
Siliaan ini mengatakan, aktivitas Gunung Soputan biasa-biasa saja. "Sejak
6 Januari hingga pagi ini, Soputan setidaknya sudah enam kali meletus dengan
ketinggian letusan bervariasi. Soputan juga sempat terus-menerus mengeluarkan
lelehan lava pijar yang dapat disaksikan secara kasat mata pada malam hari.
Tapi bagi warga itu sudah biasa," katanya.
Sebelumnya, Gunung Soputan kembali meletus
pada Rabu, 11 Februari 2015, sekira pukul 07.29 Wita. Gunung ini terakhir kali
meletus pada 2 Februari 2015 sekira pukul 01.22 Wita dengan tinggi letusan
sekitar 3500 meter ke arah barat daya.
Pasca letusan itu, guguran lava pijar terus
keluar dari kawah dan meluncur 500 hingga 1000 meter ke lereng gunung. Ada enam
kecamatan yang masuk dalam zona rawan bencana dampak letusan Soputan, yakni
Kecamatan Tombatu, Tombatu Utara, Tombatu Timur, Silian, Touluaan dan Kecamatan
Pasan. (sumber: viva.co.id)