Home » » Cegah Dini Kanker Leher Rahim

Cegah Dini Kanker Leher Rahim

Ditulis oleh Unknown pada hari Senin, 15 Desember 2014 |Pukul 11.02

KANKER leher rahim atau disebut ca cervix merupakan persoalan kesehatan terpenting bagi perempuan di seluruh belahan dunia, khususnya negara-negara berkembang.

Secara langsung, 99,7% kanker leher rahim berkaitan dengan infeksi human papilloma virus (HPV) yakni salah satu IMS yang paling sering terjadi di dunia. Infeksi HPV sering kali tidak menimbulkan gejala, tapi tanda-tanda infeksi paling umum adalah bintik-bintik kecil berwarna merah muda yang muncul di sekitar kelamin dan terasa gatal atau panas seperti terbakar.

Spesialis kanker leher rahim dr Felecia Kalesaran mengatakan, setelah seorang perempuan terinfeksi HPV infeksi bisa stabil, bisa juga berkembang menjadi lesi derajat rendah (CIN 1). Lesi CIN 1 sebagian besar dapat hilang tanpa pengobatan, namun diperkirakan dari setiap satu juta perempuan yang terinfeksi, 10%-nya akan berkembang menjadi lesi prakanker leher rahim. “Ini sering terjadi pada perempuan berusia 30 hingga 40 tahun. Bila tidak terdeteksi dan diobati maka kurang lebih 1,6% dari lesi prakanker tersebut akan menjadi kanker ganas dalam waktu 10 hingga 20 tahun, dan jarang terjadi dalam waktu singkat di antara satu hingga dua tahun,” kata Felecia.

Faktor-faktor risiko terinfeksi HPV dan kanker leher rahim adalah, aktivitas seksual sebelum berusia 20 tahun, berganti-ganti pasangan seksual, terpapar infeksi menular seksual (IMS), ibu atau kakak ada yang menderita kanker leher rahim, hasil papsmear sebelumnya yang abnormal, merokok dan imunosupresi (HIV/AIDS). “Seiring meningkatnya jumlah penderita HIV di banyak negara, maka jumlah kasus kanker leher rahim diperkirakan akan terus meningkat,” tegasnya.

Pencegahan infeksi HPV pastinya dapat pula mencegah kanker leher rahim, dan cara paling efektif mencegah kanker leher rahim yakni dengan vaksinasi. Namun, cara ini relatif mahal sehingga metodenya belum bisa menjangkau masyarakat luas. Perempuan yang telah terinfeksi HPV sebaiknya dilakukan deteksi dini untuk identifikasi lesi prakanker, dan bila lesi ditemukan harus segera diobati sebelum berkembang menjadi kanker. Alternatif lainnya untuk mendeteksi dini kanker leher rahim adalah dengan menggunakan IVA. “Keuntungan menggunakan metode IVA yakni bersifat noninvasif, mudah dilakukan, biaya murah, efektif mengidentifikasi sebagian besar lesi prakanker, dan terutama dapat segera memberikan hasil sehingga bisa digunakan untuk membuat keputusan dan tindakan pengobatan,” jelas Felecia.

Salah satu program pengendalian penyakit tidak menular Dinas Kesehatan Provinsi Sulut adalah deteksi dini kanker leher rahim dengan IVA dan pengobatan dengan krioterapi. Krioterapi merupakan metode pengobatan lesi prakanker dengan cara membekukan sel-sel dengan menggunakan gas CO2, atau N2O cair. “Cara ini juga sangat efektif untuk mengobati lesi derajat tinggi dengan tingkat komplikasi rendah, tanpa listrik, mudah digunakan serta biaya murah. Faktor-faktor tersebut membuat krioterapi sangat cocok untuk fasilitas dengan sumber daya terbatas,” ujarnya. (*)
Sebarkan tulisan ini : :

News Streaming

 
www.manadosatu.com | Info Iklan | Kontak Kami | Redaksi
Copyright © 2014. manadosatu - CV.
Contact email: manadosatu@gmail.com, manadosatu@yahoo.com
Kreasi by ManadoSatu.Com Crew