![]() |
Bantaran DAS Tondano yang selalu dihiasi sampah. |
MANADO – Masalah sampah di Kota Manado sangat
akut, meski setiap tahun selalu meraih Adipura. Bahkan Taman Nasional Bunaken,
ikon pariwisata Manado di dunia internasional, kenas imbas. Ironisnya, sampah
dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano paling banyak ‘masuk’ ke Bunaken.
“Ini tugas kita bersama. Semua pihak jangan
diam, tapi cari solusi dan kita sama-sama action. Langkah awal kita menggagas ‘Bunaken
Lestari’, apakah berbentuk forum atau perkumpulan, itu bukan masalah. Paling
penting wadah ini kita sama-sama mengatasi masalah sampah tersebut,” ujar
Direktur Eksekutif Dewan Pengelolaan Taman Nasional Bunaken (DPTNB) saat
membuka Workshop Pengelolaan Sampah Terpadu Seputaran DAS Tondano di Hotel
Plasa, Rabu (18/2/2015).
Tampil sebagai pemateri diantaranya Manager
Logistik PT Tirta Investama, Imanuel Adoeng, Kadis Pariwisata Manado Hendrik
Waroka, dosen Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan Unsrat, Winda Mingkid dan
perwakilan BLH Manado.
Imanuel Adoeng menyampaikan PT Tirta
Investama yang memproduksi air mineral Aqua sangat merespon membentukan forum
ini apalagi untuk pelestarian lingkungan. “Fokus CSR kita memang kepedulian
terhadap persoalan lingkungan. Perusahan kami pasti mendukung dengan anggaran
yang ada,” ujarnya.
Sedangkan ikut Winda Mingkin menimpali.
Forum ini kata dia jangan sampai pada pertemuan ini saja. “Paling penting melakukan sinkronisasi program
antar SKPD guna pelestarian lingkungan di DAS Tondano. Misalnya dalam membersihkan
sampah di DAS Tondano harus sinkron, jangan kita fokus bulan ini, kemudian
bulan berikutnya diam. Kita atur jadwalnya dan semua bergerak. Kemudian
memberikan penyadaran kepada masyarakat dengan melakukan pendekatan kepada
tokoh agama dan masyarakat. Dan itu tadi, harus ada pertemuan tak hanya sampai
direkomendasi,” papar mantan Putri Ayu Indonesia ini.
Kadis Pariwisata, Hendrik Waroka menambahkan
Pemkot Manado sangat mendukung upaya menanggulangi masalah sampah. “Bunaken
harus kita jaga sampai tercemar. Sehingga kita perlu melakukan sinkronisasi
dengan semua stakeholder seperti Dinas Kebersihan, BLH, Dinas Kelautan dan
lain-lain untuk menegakkan aturan, seperti Perda Buang Sampah. Masyarakat perlu
diberi pemahaman pentingnya menjaga kebersihan,” imbuhnya.
Dari diskusi itu melahirkan rekomendasi
diantaranya mengintegrasi semua masalah, kemudian berharap peran pihak swasta
termasuk hotel, mall untuk membiayai kelompok atau forum ini dalam mengelola
sampah. “Karena ini salah satu jalan mengatasi sampah. Bunaken Lestari sebagai
embrio, merancang dan mengintegrasikan semua masalah tadi,” kunci Boyke Toloh.(agust
hari)