![]() |
Komisi VI mengunjungi Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) Bitung.(foto: viva.co.id)
|
MANADO - Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara
(Sulut) berencana menggandeng Tiongkok untuk melanjutkan pengembangan Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) Bitung. Penandatanganan Memorandum of Agreement (MOA)
antara kedua pihak akan segera dilakukan.
Gubernur Sulut, Sinyo Harry Sarundajang,
Rabu 25 Maret 2015 mengungkapkan, Negara Panda tersebut menjanjikan investasi
sebesar Rp35 triliun.
“Rencananya Kamis besok akan melakukan
penandatanganan kerjasama. Sebagai tindak lanjut kerjasama pembangunan KEK
Bitung," ujar Sinyo kepada wartawan.
Dengan kerjasama ini, dia optimis
pengembangan KEK Bitung dapat dipercepat. Sehingga dapat berkontribusi lebih
terhadap pertumbuhan ekonomi secara nasional.
“Investasi yang besar ini akan mengubah
wajah Bitung dan Sulawesi Utara sebagai pintu gerbang Indonesia di kawasan Asia
Pasifik akan nampak nyata," tambahnya.
Dalam kesempatan berbeda, Asisten Ekonomi
Pembangunan Pemprov Sulut, Sanny Parengkuan, menambahkan, kerjasama ini akan
dilakukan gubernur bersama presiden dan menteri terkait.
“Kami berharap kerjasama ini berjalan
lancar," kata Sanny.
Sebagai Informasi, KEK yang terletak di
perbatasan Kota Bitung dan Kabupaten Minahasa Utara ini rencananya akan
dikembangkan sampai 2.000 hektare (ha), dari rencana awal sebesar 534 ha. KEK
itu akan fokus pada industri pengolahan dan logistik ramah lingkungan.
Potensi sektor bisnis yang dapat
dikembangkan antara lain, industri pengolahan perikanan (pemrosesan ikan segar,
pengalengan), industri pengolahan komoditas ekspor, industri farmasi
(pemrosesan bahan baku obat-obatan), dan industri logistik (pengepakan, jasa
pemeriksaan, jasa penyiapan peti kemas, pergudangan, dan rekayasa).(agust hari)