Home » » KH Arifin Assegaf Berpulang, Sulut Kehilangan Tokoh Pemersatu

KH Arifin Assegaf Berpulang, Sulut Kehilangan Tokoh Pemersatu

Ditulis oleh Unknown pada hari Rabu, 15 April 2015 |Pukul 00.03

KH Arifin Assegaf.(foto: istimewa)

MANADO – Mantan Ketua MUI Sulut yang dikenal sebagai tokoh pemersatu, KH Arifin Assegaf yang meninggal Senin (134/2015), banyak dikenang sejumlah tokoh di daerah ini.

Wakil Walikota Manado, Harley Mangindaan misalnya, sempat menjenguknya ketika dalam kondisi terbaring lemah di Rumah Sakit Prof Kandouw Ruang Irene F, pada Kamis 5 Maret 2015 lalu.

“Sosok kharismatik yang memegang teguh prinsip kebersamaan walaupun ditengah kepelbagaian perbedaan. Nasehat serta wejangan-wejangan almarhum untuk pembangunan akhlak dan kehidupan sosial di kota ini akan selalu menjadi bekal dan pegangan kita bersama," kata Mangindaan ketika melayat ke rumah duka.

Diakui Mangindaan, masyarakat Sulut kehilangan tokoh berpengaruh. “Kita jelas kehilangan sosok pemersatu, tapi apa yang telah diperbuat untuk pembangunan dan kebersamaan itu tetap kita ingat,” imbuhnya. 

Olden Kansil juga mengungkapkan soal sosok Assegaf. Melalui status facebooknya dia menyebut bahwa daerah ini telah kehilangan sosok yang menjadi teladan. “Tahun 80-an saya mengenal KH Arifin Assegaf sebagai seorang ulama dan juga politisi di Partai Persatuan Pembangunan. Namun saya benar-benar menjadi lebih dekat justru setelah saya bergabung di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Manado dan beberapa kali mengundang beliau bicara. Menjelang reformasi, Ustad Arifin satu-satunya ulama di Sulut yang berada di garis depan dalam membabarkan pesan reformasi. Analisis kritisnya terhadap perkembangan politik, terutama kritiknya terhadap “politik aliran” -- yang cenderung mengeksploitir nilai-nilai dan simbol agamis -- menjadi salah satu tema diskusi yang selalu menarik. Bagi pak Kiai Arifin, Islam itu bukan sekedar soal entitas yang dapat disekat-sekat dengan label Muhammadiyah, NU, Al Isryad atau Syarekat Islam,” kenang Kansil.

Masalah Islam, kata dia bagi Ustad juga bukan hanya soal banyak yang tidak sholat, tidak sholeh dan tidak bayar zakat atau sekedar soal kelompok radikal, tetapi soal bagaimana Islam menjadi solusi, rahmat dan memberi arti bagi keberlanjutan kehidupan banyak orang.

“Selaku seorang intelektual, KH Arifin Assegaf adalah sosok yang banyak menyemai berbagai pemikiran dari berbagai aliran. Bahkan menjadi titik temu berbagai kelompok dengan klaim intelektualitas bahkan klaim ideologisnya sendiri-sendiri. Berdiskusi dengan pak Arifin membuat kita bisa mengikuti ragam pengembaraan intelektualitas dan spiritualitas yang melintasi batas atau sekat klaim “kulit luar” Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu, Kong hu Chu,” katanya.(agust hari)
Sebarkan tulisan ini : :

News Streaming

 
www.manadosatu.com | Info Iklan | Kontak Kami | Redaksi
Copyright © 2014. manadosatu - CV.
Contact email: manadosatu@gmail.com, manadosatu@yahoo.com
Kreasi by ManadoSatu.Com Crew