MANADO - Kerinduan masyarakat Sulawesi Utara
untuk mendapatkan sosok pemimpin yang peduli dan cinta pada rakyat begitu didamba-dambakan.
Juga sosok yang berjiwa sosial, peduli
seni dan budaya, dan peduli akan lingkungan.
Figur yang pantas untuk jadi pemimpin di provinsi
yang memiliki 11 kabupaten dan 4 kota dengan luas 15.069.00 km2, serta berbatasan dengan Provinsi Gorontalo dan negara
Filipina ini adalah Dr Benny Josua Mamoto SH MSi.
“Karena
orangnya baik. Berpengalaman juga tegas walaupun dia latar belakang
kepolisian tapi dia belajar semua. Artinya dia mampu untuk mengatur Sulut dan
layak untuk memimpin Sulut jadi lebih aman dan sejahtera,” tutur Mario Lengkey,
warga Mapanget ini kepada manadosatu.com, Kamis (23/04/2015).
Meski waktu lalu, pria berdarah Minahasa ini
di Institut Seni Budaya Sulawesi Utara (ISBSU) sempat terdengar isu kalau
kiprahnya di ISBSU merupakan kedekatannya untuk menarik perhatian masyarakat Sulut
untuk maju dalam suksesi politik, akan tetapi itu murni demi kebudayaan Sulut.
Benny tetap pada pendiriannya untuk memberi
kontribusi pada pelestariannya budaya Sulut. Dalam beberapa kesempatan di iven
seni dan budaya, Benny hampir selalu memaparkan kepeduliannya terhadap seni dan
budaya tanpa dilatarbelakangi oleh kepentingan-kepentingan pribadi.
“Dari pengalaman Pak Benny diluar, dengan jabatan-jabatan yang dia
pernah jabat waktu lalu, sekalipun dia banya kerja diluar, tapi sudah banyak dibuat
untuk Sulut. Salah satunya dari segi kesenian dan budaya, Sulut boleh di kenal
dunia. Dia juga peduli pada generasi muda dengan membuat tempat rehabilitasi
narkoba yang di Tompaso meski sekarang sudah dilalap api,” pungkas Mario.
Perlu diketahui, Benny Mamoto, pernah
menangani kasus-kasus narkoba dari yang skala kecil hingga besar. Sejak tahun
2009 menjabat sebagai Direktur Badan Narkotika Nasional (BNN). Benny lahir dari
keluarga dengan adat Minahasa yang kental, sehingga membuatnya memiliki sifat
yang tegas dan bertanggungjawab seperti yang diajarkan oleh kedua orangtuanya.
Dia alumnus Fakultas Hukum Universitas
Krisnadwipayana, dengan gelar sarjana yang ia dapatkan pada tahun 1992.
Sebelumnya ia sudah terlebih dahulu menempatkan diri di pendidikan AKABRI
Kepolisian pada tahun 1977. Setelah lulus dari Universitas Krisnadwipayana,
dirinya kemudian melanjutkan pendidikan studinya di Universitas Indonesia (UI)
dan mengambil program S2 dalam bidang Kajian Ilmu Kepolisian dan berhasil lulus
pada tahun 2002. Ia pun resmi mendapatkan gelar doktor di bidang yang sama di
Universitas Indonesia pada tahun 2008.
Bagi Benny, penanggulangan masalah narkoba
yang banyak ia tangani di daerah Aceh dan Mandailing Natal memerlukan strategi
khusus agar mampu dibasmi secara tuntas dan menyeluruh. Ia menyebutnya sebagai
totalitas, seperti halnya dalam sepak bola ia mengenal istilah total football,
sebuah gaya permainan sepak bola menyerang dan agresif.
Dirinya pernah menjabat sebagai Direktur
Penindakan dan Pengejarai BNN. Ia sempat mendapatkan berbagai penghargaan
seperti Satya Lencana Kesetiaan, Bintang Bhayangkara Nararya, dan lain
sebagainya sebagai bukti kapabilitas dan loyalitas yang dimilikinya. Namun tak
hanya prestasi di bidang kepolisian saja, Benny menjadi sebgai Pemrakarsa rekor
MURI terbanyak se-Indonesia sejumlah 30 (tiga puluh) rekor MURI dan 7 (tujuh)
Rekor Dunia (Guinness World Records) di bidang seni budaya, pendidikan, promosi
produk andalan daerah dan kuliner Sulawesi Utara.
Ketua Umum Sulut Green & Organik dengan
program penghijauan telah mendirikan Laboratorium Kultur Jaringan dan Pembibitan
Jabon Merah (Karumama). Juga turut andil
dalam pemecahan rekor MURI sebagai pemrakarsa kegiatan pawai salib dalam peringatan
hari Paskah oleh masyarakat Minahasa Utara (Minut) pada April 2012 lalu.(febry
kodongan)
Pendidikan:
Pendidikan AKABRI Kepolisian (1977)
S1 Fakultas Hukum Universitas
Krisnadwipayana (1992)
S2 Kajian Ilmu kepolisan Universitas
Indonesia (2002)
S3 Kajian Ilmu Kepolisian Universitas
Indonesia (2008)
Karir Polri:
Ka Unit I/Keamanan Negara
Wakil direktur II/Ekonomi & khusus
Bareskrim Polri
Wakil Sekretaris NCB-Interpol Indonesia
(2007-2009)
Direktur Badan Narkotika Nasional
(2009-2014)
Satya Lencana Kesetiaan 8 tahun
Satya Lencana Kesetiaan 16 tahun
Satya Lencana Kesetiaan 24 tahun
Bintang Bhayangkara Nararya
Karir Daerah:
Ketua Umum Panitia Festival Maengket tingkat
Nasional 2005
Ketua Panitia Penataran Pelatih Maengket
tingkat Nasional di Cibubur 2006
Ketua Umum Panitia Seminar Nasional Maengket
di Jakarta 2006
Ketua Umum Panitia Simposium Nasional
Kolintang di Manado 2007
Ketua Umum Panitia Festival Seni Budaya
Sulawesi Utara 2007.2008.2009.
Ketua Umum Fesitival Pinawetengan 2010 &
2011.
Ketua Umum Festival Malesung 2012.
Wakil Ketua Umum Kerukunan Keluarga Kawanua
(KKK) 2008-2010.
Ketua Umum Yayasan Institut Seni Budaya
Sulawesi Utara
Ketua Umun SULUT Green & Organik
Ketua Umum Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK)
Periode 2012-2016.