Ilustrasi Migas |
Menurut Komaidi, hampir 70 persen BBM subsidi dalam negeri dipasok oleh anak usaha Pertamina ini. "Kalau dibubarkan yang dikorbankan pasokan BBM kita, pasar minyak cuma ada lima salah satunya Singapura, karena menyangkut hajat orang banyak, tidak ada BBM sehari apalagi satu bulan, mobilitas transportasi akan terganggu," ujarnya di Warung Daun Cikini, Jakarta, akhir pekan lalu.
Komaidi mengakui, selam ini banyak pihak yang menuding Petral sebagai mafia migas. Bahkan kantor Petral yang berada di Singapura kerap dipermasalahkan. Memindahkan Petral ke Indonesia juga bukanlah perkara mudah. Sebab, perbankan Indonesia tidak mampu memberikan sindikasi kredit yang besar.
"Bisa saja domestik di Indonesia tapi tidak mudah, sindikasi perbankan dalam negeri tidak mampu, tidak memungkin kredit sebesar itu," ungkapnya.
Untuk itu sebaiknya tim tata kelola migas berpikir secara matang-matang untuk memindahkan bahkan membubarkan Petral. " Sepakat mendukung dan meluruskan tracknya, timnya bagian tata negara cara kerja ikutin tata negaraan, misalnya terkait petral ada BPK dan BPKP maka instrumen harus dipakai, cobalah bekerja yang jernih karena ada sektor migas sangat kompleks sekali," tutup dia.(merdeka.com/agust hari)