Peserta Workshop Web Development mendapat pengarahan tentang pentingnya kegiatan itu dari Ketua AJI Indonesia, Suwarjono.(foto: istimewa) |
JAKARTA
- Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia melaksanakan Workshop Web
Development di Hotel Morrissey Wahid Hasyim Jakarta, Sabtu-Minggu (18-19/4).
Pelatihan
ini diikuti sedikitnya 15 jurnalis perwakilan AJI kota. Diantaranya, Jakarta,
Bengkulu, Pekanbaru, Kendari, Ambon, Mataram, Palu, Makassar, Bandung,
Pontianak dan Manado.
AJI
Indonesia menggandeng Development and Peace (D&P) Canada sebagai pendukung
utama pelatihan ini. Workshop Web Development ini membekali hal teknis terkait
bagaimana membangun website, khususnya media online.
Pelatihan
ini dilatarbelakangi pesatnya kemajuan teknologi informasi yang ditandai
pertumbuhan pengguna internet yang otomatis mendorong perubahan perilaku masyarakat
dalam mendapatkan informasi.
Diharapkan,
pelatihan ini meningkatkan kemampuan jurnalis AJI dalam mengakselerasikan media
online yang saat ini mulai mendominasi pasar. Untuk sementara, peserta
diharapkan menjadi pengelola situs AJI kota masing-masing yang bisa menjadi
penyampai informasi terkait AJI.
“Keberadaan
internet merubah perilaku pasar. Dimana, keberadaan media online sangat besar
pengaruh dan eksistensinya kedepan,” tukas Ketua Umum AJI Indonesia, Suwarjono,
Minggu (19/4) seperti dilaporkan Sekretaris AJI Manado, Fernando Lumowa yang
ikut dalam kegiatan tersebut.
Selain
itu, pelatihan ini dilatarbelakangi fakta bahwa, konglomerasi media mendorong
polarisasi isu-isu pemberitaan di Indonesia. Akibatnya, isu kedaerahan,
kepentingan wilayah di luar Jawa kurang terangkat pe publik nasional. Pasalnya,
jaringan media nusantara hanya ‘dikuasai’ 12 pemilik modal (konglomerat) di
Jakarta.
“AJI
bermimpi, jurnalis daerah bisa mandiri, mengembangkan media sendiri yang
otomatis menjadi pembawa pesan kepentingan daerah,” tambah Arfi Bambani, Sekjen
AJI Indonesia.
Peserta
dibekali materi teknis oleh pakar di bidangnya. Misalnya, Indonesia di Era
Internet, Anatomi Media Online oleh Heru Margianto dari Kompas.com, Membangun
Media Online: Modifikasi CMS oleh Iyan Kushardiansya.
Lalu,
Membangun Media Online, Merancang Isi Visual
oleh Lexy Rambadeta, Kode Etik dan Regulasi Media Online serta Media
Sosial dan Kampanye oleh Asep Saefullah dari Sindo Weekly.
Piet
Manuputty, peserta dari AJI Ambon bangga sekaligus bersyukur bisa mengikuti
pelatihan tersebut. Alasannya, ia bisa mendapatkan pengetahuan dasar-dasar
mengembangkan media berbasis internet.
Baginya,
pelatihan ini sangat bermanfaat bagi jurnalis yang sebelumnya datang datang
platform media cetak dan televisi. “Mau tidak mau, era siber media (digital)
berbasis internet akan tampil dominan. Jurnalis harus mengembangkan potensi
diri agar siap menghadapi perubahan. Salah satunya lewat pelatihan ini,” ujar
Piet.(*)